Revan...begitu dia di panggil..Anak lelakiku yang kini berusia 2,5 tahun. Semenjak dia mengenal barang mainan, yang saya perhatikan adalah bahwa mainan yang jadi kegemaran atau kesukaannya adalah mobil-mobilan, pesawat2an,kereta apian dan satu yang mungkin menurun dari papanya yakni bola. Mainan-mainan tersebut sudah banyak menumpuk di rumah.. karena setiap kali dia diajak mamanya ke minimarket atau Toserba dekat rumah, pasti dia merengek minta dibelikan mainan tersebut di atas..Padahal mainan serupa masih ada di rumah atau kadang minta di belikan bola lagi,sementara bola di rumah sudah lebih dari cukup untuk dia tendang-tendang dengan kaki mungilnya itu. Untuk mainan mobil-mobilan dan sejenisnya, pasti hanya bisa bertahan satu dua hari lebihnya sudah tidak utuh lagi. Barangnya cepat rusak karena lebih sering dibanting saat main.
Kadang-kadang dia mengajak teman-teman kecilnya untuk bermain bersama di rumah. Biar mainannya yang cukup banyak itu tidak menganggur begitu saja dalam kotak mainannya. Kalau sudah begitu, rasanya rumah kontrakan kami yang kecil ini jadi taman bermain buat teman-teman sebaya anakku..rumah jadi berantakan karena dipenuhi anak-anak dan barang-barang mainan. Tak apalah, terganggu sedikit tetapi ada rasa senang juga melihat anak saya, Revan mau berbagi hiburan dan kesenangan dengan teman-teman kecilnya..
Kini Revan memiliki satu mainan baru lagi..dia memilih yang satu ini bukan karena sudah bosan dengan mainannya yang lama.. Entah karena sering melihat papa dan mamanya mengoperasikan barang ini dan disangkanya ini mainan (mungkin juga iya karena dalam barang ini ada permainannya) atau karena rasa ingin tahunya juga karena ingin mencoba sesuatu yang lebih menantang dari pada sekedar bermain mendorong-dorong mobil-mobilan di atas lantai rumah.
Mainan baru yang belakangan sering dimintanya setiap kali habis mandi pagi adalah LAPTOP...Dia selalu minta ke saya dengan sedikit merengek sambil merayu Papanya...:"Pa..ambil taptopnya papa, main bola di taptop papa ya...". Kalau sudah begitu, saya juga agak nakal dikit..saya selalu bilang : " iya nanti papa ambilkan tapi ade peluk papa dulu, cium pipinya papa dan nanti mainnya sambil maem ya..." Dia tidak keberatan dengan semua persyaratan yang papanya buat yang penting laptopnya segera dikeluarkan..
Awalnya saya melarang dia memegang "mainan" yang satu ini. Saya hanya takut kalau dia sembarang memencet tuts dan akhirnya menjadi rusak.. Tetapi ternyata dia tidak melakukan itu.. Dia hanya memegang dan memainkan mouse saja.. Dia sama sekali tidak kesulitan mengoperasikan mouse. Dia melihat apa yang saya lakukan apabila saya sedang bekerja dengan laptop ini. Dia minta saya dulu dibukakan game kesukaannya..Rupanya dia menghafal benar urutan2 / langkah demi langkah membuka permainan yang tersimpan dalam komputer jinjing ini. Sampai akhirnya dia mencoba sendiri dan ternyata bisa...
Game kesukaannya adalah hamsterball, Magic ball, puzzle express, Jigsaw (menyusun puzzle)..Awalnya dia selalu membuka game yang sama setiap hari, yakni Magic Ball dan game tembak-tembakan..mungkin karena sudah bosan, dia lalu mencoba membuka sendiri game-game lain yang sudah terinstal di laptop kecil ini..akhirnya dia menemukan game-game lebih menantang dan sedikit mengasah otaknya yakni menyusun gambar yang telah di acak..Awalnya dia tidak mengerti..lalu dia minta saya dibuatkan contohnya...Kemudian dia mencobanya sendiri dan berhasil..Tingkat kesulitannya saya buat, mulai dari yang di acak 4 hingga sekarang sedang belajar menyusun gambar yang diacak jadi 9 bagian....
Senang juga melihat dia bisa mengoperasikan komputer yang bagi saya merupakan barang langkah untuk anak seusia dia dulu..Bahkan saya baru bisa memegang komputer saat duduk di bangku SMA Kelas dua, itupun harus rela antrian dengan teman sekelas..satu komputer di pegang dua orang, jadi tidak bisa bebas mengoperasikannya.
Saya tidak tahu, apakah memperkenalkan komputer ini kepada Revan terlalu cepat untuk anak seusia dia..?tetapi menurut seorang pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Arief Rahman (di kutip dari Koran Jakarta) mengatakan : "Tidak ada batasan umur untuk mempelajari komputer karena yang menjadi patokan adalah keterampilan dan kematangan berpikir si anak.Jadi sangat mungkin jika anak berumur 3 tahun sudah bisa menguasai komputer".
Lain lagi apa yang di katakan seorang Guru Komputer Sekolah Dasar di Tangerang Banten..Menurut dia : "Kemampuan anak-anak mempelajari sesuatu memang cenderung lebih cepat dari orang dewasa,namun demikian dia tidak setuju jika anak mulai diperkenalkan dengan komputer sejak TK, pada usia ini anak2 masih lebih suka bermain, jadi idealnya anak mulai berkenalan dengan komputer sejak masuk SD.
Masih menurut Guru Komputer SD ini, walaupun idealnya memperkenalkan komputer sebaiknya sejak SD, menurut beberapa para pakar saat yang tepat justru saat anak memasuki usia 4 tahun..
Nah Revanku masih berusia 2,5 tahun.. Kalau merujuk apa yang dikatakan oleh Guru Komputer SD itu dan dia mengutip pernyataan beberapa pakar bahwa sebaiknya anak diperkenalkan sejak usia 4 tahun dan bahkan idealnya saat masuk SD, apakah itu berarti Revan terlalu cepat dan akan berdampak buruk buat dia...?Apakah saya harus kwatir karena dia terlalu cepat mempelajarinya..? Rasanya tidak adal alasan buat saya untuk cemas karena hal ini..toh mereka juga tidak mengatakan efek buruk yang muncul bila terlalu cepat mengenal alat yang cukup canggih ini selain mengatakan bahwa anak akan cepat bosan dengan komputer kalau dipaksakan oleh orang tua untuk belajar..
Kenyataannya Revan tidak pernah saya paksakan untuk belajar dan bermain game di komputer..
Mungkin yang perlu saya kwatirkan adalah ketika dia akan mulai kecanduan...ketika dia tidak mau peduli lagi dengan teman-teman yang datang mengajaknya main di luar rumah...ketika dia tidak mau mainan lagi dengan mobil-mobilannya dan tidak mau menendang bola lagi...Saya juga takut kalau lama-lama di depan monitor laptop mata mungilnya yang masih bening akan bermasalah karena kena radiasi dari komputer tsbt.
Semoga saja awal yang menurut saya baik ini tidak akan berujung pada hal-hal yang negatif dan menjerumuskan Revan, Buah hati kami yang pertama ini... Semoga...