RKZ...sebuah singkatan dalam bahasa Belanda yang kalau diindonesiakan berarti Rumah Sakit Katolik adalah sebuah rumah sakit yang berada di bawah naungan Yayasan St. Arnoldus dan dikelolah oleh Para Suster SSpS. Sebenarnya rumah sakit ini bernama Rumah Sakit Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya.. Tetapi masyarakat Surabaya atau pun luar Surabaya lebih akrab dengan nama RKZ. Mereka tidak pernah menyebutnya dengan namannya sendiri. Saya pun demikian, lebih familiar dengan sebutan RKZ bila sedang membicarakan rumah sakit kebanggaanku ini.
foto: Taman tengah RKZ
Sembilan tahun lamanya saya bekerja mengabdikan diri di rumah sakit yang terletak di pinggir jalan Diponegoro ini. Awalnya saya hanya mau membayar kewajiban saya selama tiga tahun, karena waktu kuliah di Akper RKZ (yang juga berada di bawah yayasan Arnoldus) saya mendapatkan potongan biaya sumbangan pembangunan. Itu harus diganti dengan bekerja selama tiga tahun di rumah sakit rkz ini. Entah mengapa setelah tiga tahun berlalu saya enggan pulang ke kampung halamanku. Orang tua ku selalu mengingatkan saya untuk segera pulang, saya hanya bilang nanti saja, saya belum punya waktu cuti untuk ikut tes cpns di sana. padahal sebenarnya saya enggan untuk pulang karena saya terlanjur merasa kerasan dan enjoy bekerja di salah satu rumah sakit swasta pilihan masyarakat Surabaya ini.
Banyak hal positif yang saya dapatkan/peroleh selama sembilan tahun di rkz. mulai dari keterampilan kerja, ilmu perawatan, disiplin kerja, cara melayani pasien yang baik dan banyak hal lain yang bermanfaat. Hubungan yang dijalin baik bersama teman-teman kerja juga dengan para dokter selalu terkenang dalam ingatanku. Keluhan menyangkut makanan yang tidak enak saat makan di rumah sakit juga menjadi kenangan tersendiri yang sulit dilupakan.
Di RKZ, saya tumbuh dan berkembang sebagai orang dewasa. Di sana, saya mendapatkan pasangan hidup saya yang juga adalah teman seangkatan saya sejak kuliah. kami kuliah di tempat yang sama, praktek di rumah sakit yang sama dan kerja juga di rumah sakit yang sama. Di Kapela rumah sakit ini juga kami berdua mengaucapkan Janji Sehidup Semati di hadapan Pastor, anak kami yang pertama lahir di rumah sakit ini dan dibaptis juga di kapela rumah skait. Dengan demikian sangatlah beralasan apabila saya merasa sangat berat tatkala memutuskan meninggalkan rumah sakit ini. Banyak momen-momen menarik dan berkesan dalam hidup saya selama berada di sana.
Kalau saya dan istri akhirnya meninggalkan rumah sakit kebanggaan kami ini, itu bukan karena kami sedang bermasalah atau karena kami sudah membenci rumah sakit ini. Kesepakatan untuk mengikuti tes PNS dan berubah status dari pegawai swasta menjadi PNS lah yang membuat kami dengan berat hati meninggalkan tempat pengabdian kami selama sembilan tahun ini. Saya tidak akan pernah melupakan semua pengalaman menarik, suka dan dukaku bersama teman-teman khusunya teman-teman di UGD RKZ, karena sembilan tahun itu saya lewatkan semuanya bersama teman-teman di UGD.
foto: Perpisahan dengan teman-teman dan dokter ugd
Sehingga pantaslah bila saya mengucapkan banyak terima kasih kepada rumah sakit rkz, bersama segenap direksi dan jajarannya juga untuk semua teman-teman rkz. Berkat anda semua saya bisa memperoleh banyak hal positif di rkz yang bisa membentuk diri saya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
foto: Rapat terakhir sekaligus perpisahan dengan teman-teman ugd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar