Hampir lebih dari empat bulan sudah saya berdiam diri di rumah. Semenjak dinyatakan lulus dalam seleksi penerimaan pegawai negeri sipil di tanah kelahiranku-Manggarai, saya segera melepaskan diri dari ikatan kerja sama dengan Rumah Sakit RKZ..
Ternyata keputusan yang saya ambil ini mengandung resiko yang cukup berat yang harus kutanggung dan kujalani bersama keluarga kecilku.. Awalnya biasa-biasa saja..perasaan senang karena diterima sebagai CPNSD mewarnai hari-hariku diawal tahun 2010 ini. Dukungan dari mama, kakak2 dan seluruh keluarga besar di Manggarai seakan menguatkan saya untuk meniggalkan Istri dan Anakku selama kurang lebih dua tahun di Surabaya...
Tetapi apa yang kurasakan saat ini, sungguh berubah dan berbeda dengan yang kurasakan dulu. Molornya SK pengangkatan, yang hingga kini belum juga keluar ( entah kapan keluarnya...????) membuat perasaan senangku berganti gelisah dan cemas....
Sepertinya saya sudah mulai kehilangan gairah, semangat dan motivasi untuk meneruskan rencana saya beralih status menjadi PNS ini.
Melewati hari demi hari bersama anakku, Revan membuat ikatan emosional papa dan anak semakin mendalam. Saat bangun di pagi hari, dia selalu minta saya untuk diantar ke kamar kecil untuk pipis, menemani dia nonton film kartun kesukaannya dulu sebelum mandi... Saat diberi pilihan, mau mandi sama papa atau tanta? (mamanya sudah pergi kerja ) . Dia selalu memilih dimandikan papa.. Demikian seterusnya sampai siang berganti malam,saya selalu berada di sampingnya... Akhir-akhir ini, saya sudah mulai mencoba bertanya kepadanya ( karena dia sudah mulai bisa diajak bicara ), " De..nanti papa pulang Flores ya, ade sama mama di rumah..bolehkan papa pergi..?". Dengan polosnya dia menjawab..emoh(bahasa Jawa)...,ndak mau, sambil geleng-geleng kepala dan dengan nada suara yang sedikit tinggi ( kalau tidak dikatakan sedikit membentak papanya ) dan setengah berteriak...
Aku tertegun mendengar jawaban polos anakku..sepertinya dia tidak mau ditinggalkan.. Saya mencoba mengulangi pertanyaan yang sama di lain kesempatan, dan jawaban yang saya dapatkan tetap sama...
Apakah ini pratanda atau peringatan bahwa saya tidak boleh pulang meninggalkan mereka berdua di Surabaya..? Kondisi ini sungguh menempatkan saya pada posisi yang sangat sulit. Hati kecilku sangat menginginkan untuk selalu berada di samping istri dan anakku.. Tetapi fakta bahwa saya sudah lulus tes CPNSD di Ruteng, tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. apalagi hal itu adalah harapan terbesar yang kini menjadi kenyataan dari mama di rumah.. Bagaimana saya harus menjelaskannya kepada Mama bahwa saya tidak bisa dan tak kuat meninggalkan Revan dan mamanya..? Akankah mama akan mengerti dengan semua alasan dan penjelasan saya..? Rasanya Mama harus tahu apa yang sedang berkecamuk dalam hati dan pikiran saya saat ini...saya sangat tertekan dan itu membuat saya gelisah ....Kalau sudah begini, tak ada artinya lagi PNS buatku...
Bagus ite. Bersabar sedikit lagi. Pasti waktunya tiba. bersabar dalam kesabaran yang terbatas menuntut kesabaran yang lebih dalam dan kuat dan pasti Revan mengerti semuanya nanti
BalasHapus