Kamis, 29 Juli 2010

SEKALI LAGI TENTANG ANAK YG JADI KORBAN KEBIADABAN ORANG TUA

Beberapa waktu yang lalu saya telah berbagi cerita bagaimana seorang ibu Tiri yang tega menghabisi nyawa anak angkatnya. Belum lenyap benar cerita itu dari ingatan kita, kemarin kita kembali dikejutkan oleh sebuah berita yang sangat menggugah nurani. Sesosok bayi tak bernyawa ditemukan di dekat wc sebuah sekolah negeri di kota Surabaya ini. Penemuan ini menggemparkan seluruh warga sekolah..Siapa gerangan ibu bayi malang tak berdosa ini, yang begitu tega menghabisi nyawanya dan menelantarkannya di halaman sekolah tersebut..?

Edan...dunia semakin rusak dan kacau oleh ulah  manusia yang tidak punya hati nurani.. Setelah diselidiki oleh pihak kepolisian, akhirnya diketahui bahwa ibu yang tega berbuat senekat itu adalah siswa kelas satu SMU dari sekolah tersebut. Ya ampun...remaja yang masih berusia 15 tahun itu sudah harus melahirkan anak di saat teman-teman sebayanya menikmati masa remaja yang penuh ceria dan canda tawa..

DARI KELUARGA BERMASALAH

Menurut berita yang saya baca, ternyata remaja putri itu berasal dari keluarga yang bermasalah. Orang tuanya sering terlibat konflik atau cekcok..karena masalah rumah tangga. Ayahnya ada affair dengan perempuan lain. Ketidakharmonisan itu membuat anak-anaknya tidak mendapatkan perhatian yang serius. perilaku dan pergaulan anak di dalam dan diluar rumah lepas dari perhatian mereka. Anakpun kian bebas dalam bergaul hingga tak mampu mengontrol diri. Tidak ada sosok orang tua yang bisa jadi panutan atau tempat untuk mencurahkan segala keluh kesah mereka. Akhirnya mereka mencari solusi di luar rumah dari siapa saja dan apa saja. Bisa dari teman-temannya atau juga dengan berselancar di dunia maya..Dan kebanyakan anak-anak atau remaja yang bermasalah berasal dari latar belakang keluarga yang juga bermasalah atau broken home..

PERGAULAN BEBAS

Arus informasi lewat TV, Koran dan internet belakangan ini sangat berpengaruh pada perilaku remaja akhir-akhir ini. Apa yang mereka lihat, baca dan dengar sangat mempengaruhi pola pikir mereka. Apabila tidak dibacking oleh iman yang kuat dan kontrol yang ketat dari orang tua dan para guru, bukan tidak mungkin para remaja yang sedang mencari identitas diri itu akan lepas kendali dan terjun dalam arus pergaulan yang bebas. Dan salah satu efek dari pergaulan bebas ini adalah adanya perilaku seks bebas dan melakukannya sebelum waktunya, meski mereka masih remaja dan sedang dalam usia sekolah. Efek berantai selanjutnya dari seks di usia dini ini adalah si remaja ini akan mengalami kehamilan dini dan menjadi orang tua sebelum waktunya...

Itulah yang terjadi pada remaja SMU di Surabaya Barat ini, dia mengalami kehamilan dini karena akibat dari pergaulan bebas yang diluar kontrol orang tua yang juga tidak memperhatikan perkembangan anak-anak mereka. Karena dia belum siap menjadi orang tua, maka yang menjadi  korban berikutnya adalah anak yang dilahirkannya tidak dibiarkan hidup..Sangat sadis dan tragis, bayi tak berdosa yang tidak tahu apa-apa jadi korban ketidaksiapan ibunya yang masih belia.
Masih banyak cerita serupa yang mungkin tidak terekspose ke media. Sangat memprihatinkan...
Sangat ironis, Indonesia yang mengaku bangsa beragama dan sangat menjunjung tinggi nilai moral mengalami degradasi moral dan iman yang luar biasa. Kasus-kasus kriminal seperti pembunuhan bayi tak berdosa seperti di atas, belakangan bermunculan bak jamur dimusim hujan. 
Belum lagi perilaku para publik figur dan para tokoh di negeri ini yang mestinya bisa jadi panutan warga atau masyarakat yang mengidolakan mereka masih sangat jauh dari kata pantas untuk dicontohi atau diteladani. 

 KEMBALI KE KELUARGA

Keluarga adalah tempat pertama anak belajar tentang nilai-nilai peradaban seperti saling mencintai, saling membantu, saling menghargai dan tempat pertama anak mendapatkan nilai-nilai keimanan yang bisa membentengi diri dari segala godaan dan aneka cobaan. Untuk itu hendaknya kita bisa menciptakan situasi yang kondusif dalam rumah kita, sehingga nilai-nilai peradaban dan nilai-nilai keagamaan bisa ditaburkan dan selanjutnya tumbuh dengan subur dalam diri setiap anggota keluarga. 
Suasana rumah yang penuh dengan percekcokan dan perselisihan terutama bila itu ditunjukkan oleh kedua orang tua, akan sangat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mental, psikologis seluruh anggota keluarga terutama anak-anak. Apalagi kalau akibat kemelut rumah tangga itu menjadikan anak tidak diperhatikan dan didengar. Anak-anak akan mencari situasi yang menurut mereka nyaman di luar rumah dan mencari pemecahan atas masalah mereka tidak kepada orang tuanya tetapi kepada teman-temannya atau ke siapa saja.
Semoga rumah tidak hanya menjadi tempat singgah sesaat saja lalu pergi lagi lantaran ketidaknyamanannya. 
Untuk itu tugas orang tualah yang paling dibutuhkan di sini untuk menciptakan situasi rumah yang aman, nyaman dan kondusif bagi bertumbuh dan berkembangnya nilai-nilai peradaban dan keimanan. Dan itu akan berhasil kalau seluruh anggota keluarga, entah itu ayah,ibu maupun anak-anak turut berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang sehat dalam keluarga. 
Dengan demikian angka kriminal, pernikahan dini dan diluar nikah bisa dicegah. Tidak ada lagi bayi-bayi malang yang tak berdosa jadi korban ketidaksiapan orang tuanya.......SEMOGA...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar